Pusat Penelitian Arkeologi Nasional
Bangkai kapal yang ditemukan Puslit Arkenas
pada November 2013 lalu. Diduga, bangkai kapal
merupakan salah satu dari kapal selam Jerman
yang tenggelam diserang Belanda, U 168 atau U
183.
Tujuh puluh tahun teronggok di
dasar Laut Jawa, kapal selam Jerman ditemukan
oleh tim Tentara Nasional Indonesia (TNI)
Angkatan Laut dan Komunitas Sejarah
Roodesbrug, Surabaya.
Bangkai kapal yang ditemukan diduga merupakan
salah satu dari kapal selam Jerman yang dikirim
untuk membantu Jepang pada masa Perang
Dunia II, U 168 dan U 183. Kapal karam karena
serangan kapal Belanda Zwaardvisch pada tahun
1944.
Memaparkan temuan dalam konferensi pers di
kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman,
Kamis (11/12/2014), tim TNI AL dan Roodesbrug
mengungkapkan, ekspedisi untuk menemukan
kapal itu berawal dari berita simpang siur.
"Saat itu, ada berita di media massa tentang
adanya kapal selam Jerman di Laut Jawa. Tetapi,
sampai beberapa kali diberitakan, belum jelas
apakah memang ada kapal di sana," ungkap
Mayor Laut Yudo Ponco Ari dari Komandan
Datasemen Tiga Satuan Kopaska Armatim
Surabaya.
Tim pun memulai ekspedisi ke wilayah Laut Jawa
yang berada di utara Karimun Jawa. Berangkat
pada 30 Mei 2014 malam, tim berhasil mencapai
lokasi kapal pada pagi hari berikutnya.
Menyelam hingga kedalaman 25 meter, tim
akhirnya menemukan bangkai kapal selam
Jerman yang sebelumnya banyak dibicarakan.
Tanda bahwa kapal selam itu milik Jerman di
antaranya terdapat lambang Nazi pada sejumlah
peralatan di dalam kapal.
"Lokasi kapal ternyata jauh dari Karimun Jawa.
kalau kita mendarat, justru lebih dekat ke wilayah
Kalimantan," ungkap Yudo yang bertindak sebagai
pimpinan dalam penelitian kapal selam itu.
Adi Erlianto Setiawan dari Roodesbrug
menjelaskan, tim berhasil mengamati permukaan
bangkai kapal, masuk ke dalamnya, serta
menemukan fakta-fakta menarik lain tentang
lubang kapal dan sejumlah artefak di dalamnya.
Tim menemukan lubang di bagian depan kapal.
Diduga, lubang tersebut merupakan bekas lubang
tempat peluncur terpedo. Bagian itu berlubang
sebab terbuat dari bahan kuningan sehingga
habis dimakan usia.
Di dalam kapal, tim menemukan sejumlah
tengkorak, alat makan, botol parfum, botol wine,
dan botol sake. Temuan ini memberi perunjuk
tentang cara hidup tentara Jerman di kapal selam
itu. "Mereka tidak pernah mandi sehingga butuh
parfum banyak," kata Adi.
Tim juga menemukan bagian kapal yang koyak.
Diduga, bagian itulah yang terkena serangan
Belanda. Adi menduga, bangkai yang ditemukan
adalah bagian depan kapal. "Bagian belakang
tidak tahu berada di mana," katanya. Kapal
diperkirakan punya panjang 30 meter.
Sebelum tim TNI AL dan Roodesbrug, tim Pusat
Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi
Yogyakarta juga pernah menemukan bangkai
kapal selam Jerman di Laut Jawa yang dekat
dengan Karimun Jawa.
Diberitakan National Geographic Indonesia
(22/11/2013), tim juga menemukan piring
bertuliskan Rieber Mitterteich, sebuah pabrik
porselen terkenal di Bavaria, Jerman. Pada piring
itu, terdapat lambang Swastika.
Selain artefak, tim arkeolog yang dipimpin oleh
Shinatria Adhityatama pun menemukan kerangka
prajurit Jerman yang tak sempat menyelamatkan
diri serta sisa-sisa torpedo milik kapal Belanda.
Arkeolog menduga, kapak selam Jerman yang
ditemukan bertipe IXC/40. Sama seperti tim TINI
AL dan Roodesbrug, arkeolog juga menduga,
kapal selam Jerman yang ditemukan antara U
168 dan U 183.
Apakah bangkai kapal yang ditemukan oleh tim
TNI AL-Roodesbrug sama dengan yang
ditemukan para arkeolog? Menanggapi
pertanyaan itu, Adi mengatakan bahwa dirinya
belum dapat memastikan.
"Ada dua kapal selam Jerman yang tenggelam di
Laut Jawa. Dua-duanya berada di dekat Karimun
Jawa," katanya. Perlu dilakukan penelitian lanjut
untuk mengonfirmasi apakah kapal temuan kedua
tim sama. Adi mengatakan, dia belum
berkoordinasi dengan para arkeolog.
No comments:
Post a Comment