Saturday, December 6, 2014

Berdirinya UEFA


Pasca Perang Dunia II, gairah bersepakbola kembali bangkit di benua Eropa. Boleh jadi, ini dari upaya untuk melupakan duka dan amarah akibat perang yang meluluhlantakkan sebagian besar Eropa.
Yang jelas UEFA punya alasan sendiri menyalakan kegairahan itu. Pasalnya, saat itu, kebanyakan negara Eropa kehilangan imperiumnya di Asia, Afrika, maupun Karibia. Sepakbola dipandang sebagai wahana tepat untuk membangun kembali kebanggaan nasional.
Pada 15 Juni 1954, di tengah hiruk-pikuk pergelaran Piala Dunia, berdirilah Union of European Football Associations (UEFA). Diresmikan dalam sebuah pertemuan di kota kecil Basel, Swiss, dengan Ebbe Schwartz sebagai presidennya yang pertama.
Pada awalnya, UEFA didirikan oleh sekitar 25 asosiasi sepakbola negara-negara Eropa. Namun, tentu saja, jumlah itu kini sudah membengkak dua kali lipat setelah pecahnya negara-negara adidaya Eropa Timur, seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.
Misi utama UEFA saat itu adalah memenuhi aspirasi para anggotanya akan keberadaan kompetisi yang lebih berbobot dan berkesinambungan. Maka, program utama mereka adalah menggelar kejuaraan antarklub Eropa yang mulai digulirkan tahun berikutnya. Lalu, dalam lima tahun pertama, sudah harus menyelenggarakan kejuaraan antarnegara Eropa.
Seperti bisa dilihat sekarang, Liga Champion- dulu biasa disebut Piala Champion atau European Cup- bergulir dengan mantap. Sejak 1955, kejuaraan ini memikat publik sepakbola Eropa dan melahirkan legenda-legendanya sendiri sepanjang masa.
Real Madrid adalah tim tersukses di arena ini. Lima musim pertama Piala Champion jadi milik tim asal Spanyol itu. Secara keseluruhan, sampai sekarang Madrid telah delapan kali memenangi Piala Champion.
UEFA masih punya kejuaraan lain: Piala UEFA dan Piala Winners.
Ada dua tokoh sentral dalam operasional UEFA yang bermarkas di Nyon, pinggiran kota Jenewa, Swiss. Yang pertama, tentu saja, Presiden UEFA- yang kini dijabat Michel Platini. Sedangkan figur penting berikutnya adalah Sekretaris Jendral (Sekjen).
Namun, beda dengan FIFA, fungsi dan pamor Sekjen UEFA agak tenggelam di balik figur Presidennya. Praktis, ia banyak di belakang layar mengendalikan operasional UEFA yang memang sangat padat aktivitas dan kompetisinya.

No comments:

Post a Comment